Melihat pengalaman anak pertama kami yang telah disunat saat usianya masih dibawah 1 tahun, aku dan suami berencana jika dipercayai anak laki-laki lagi, kami akan menyunatnya saat masih bayi. Alhamdulillah tanggal 5 Juli kemarin, anak keduaku yang berusia 2,5 bulan baru saja disunat.
Awal cerita kenapa kami memutuskan sunat saat anak masih dibawah 1 tahun adalah waktu baca highlight storynya dr. Arifianto, Sp.A(k) yang akrab dipanggil dokter Apin dengan topik fimosis & sunat. Disana beliau membahas ada sekitar 96% bayi laki-laki baru lahir mengalami fimosis dan beresiko mengalami ISK dibanding dengan anak yang sudah disunat. Dan benar saja ternyata kedua anak kami sama-sama mengalami fimosis. Anyway, fimosis merupakan keadaan kulit kulup yang tidak bisa ditarik sampai ke sisi belakang kepala penis.
Mengapa anak laki-laki perlu disunat?
Sunat atau dalam bahasa medis disebut dengan sirkumsisi merupakan proses pembuangan kulit kulup yang menutupi bagian kepala penis. Jika dibiarkan, kulit kulup akan menghambat jalannya pipis dan menjadi tempat penumpukan kotoran yang sangat beresiko terjadinya peradangan, infeksi, bahkan kanker dikemudian hari. Oleh karena itu, semakin cepat proses sunat dilakukan maka akan semakin baik selama teknik dan prosedurnya dilakukan dengan tepat. Berikut manfaat sunat pada usia bayi :
- Sangat minim terjadinya pendarahan karena pembuluh darah bayi masih kecil
- Tidak ada trauma secara psikologis
- Proses penyembuhan lebih cepat terutama bayi dibawah 6 bulan karena belum banyak bergerak
- Perawatan lebih mudah
- Menurunkan resiko ISK (Infeksi Saluran Kemih), fimosis, dan kanker penis
Ada beberapa metode sirkumsisi yang sering digunakan, diantaranya metode konvensional (manual), klamp, dan cauter. Metode konvensional merupakan metode yang paling banyak digunakan karena sudah ada sejak dulu, dimana prosesnya dengan cara pemotongan - jahit - perban. Sedangkan metode klamp dan cauter baru dikenalkan seiring berkembangnya teknologi. Ada perbedaan dari alat yang digunakan dari kedua metode ini, dan disini aku mau cerita sedikit tentang pengalaman sunat kedua anakku.
Metode Klamp
Dulu di tahun 2021 anak pertamaku pakai metode smart klamp yang dilakukan di Klinik Mutiara Cikutra, kalau sekarang dikenal Circum by Mutiara Cikutra. Metode ini menggunakan alat klamp yang dipasang selama ±6 hari setelah proses sunat dilakukan. Kelebihan dari metode ini adalah:
- Tanpa jahitan ataupun perban
- Boleh kena air/mandi
- Bisa langsung beraktifitas seperti biasa
- Perawatannya cukup h-1 kontrol
- Minim terjadinya pendarahan
Selama proses sunat berlangsung, aku diarahkan untuk memegang tangannya dan suami memegang kakinya. Selama itu pula dia nangis dan mencoba berontak. Jujur ga tega banget karena menyaksikan langsung, tapi Bismillah musti kuat.
Alhamdulillah, prosesnya cepet banget ga nyampe 10 menit udah selesai. Setelah itu kami langsung diperbolehkan pulang, anakku pun bisa kembali menggunakan diapers (harus upsize satu ukuran) dan dirangkap pakai celana khitan.
source: Circum by Mutiara Cikutra |
Oh iya dokter menjelaskan baru diperbolehkan kena air 6-8 jam setelah sunat. Setelah itu baru boleh mandi seperti biasa asal tidak berendam. H+7 kami diminta kontrol kembali untuk lepas klampnya. Perawatannya hanya dilakukan pas H-1 kontrol, kita diminta untuk melepas klamp bagian luarnya (yang warna putih), setelah itu anak diminta berendam dan mengoleskan baby oil/olive oil di bagian ujung klamp yang menjadi area pemotongan setiap 3 jam sekali, tujuannya agar kulit mati yang ada menjadi lunak sehingga klamp lebih mudah dilepas.
Sempet panik karena Qadarullah klamp anakku ternyata malah lepas sendiri sebelum kontrol, entahlah karena apa nya mungkin karena terlalu banyak oles baby oil haha. Untungnya disini menerima konsul via WhatsApp, jadi langsung tanya deh sambil kirim fotonya. Alhamdulillah ternyata gpp malah bagus katanya. Jadi pas kontrol, dokter hanya melihat hasilnya apakah bentuk penis sudah bagus dan rapi atau tidak. Kalau tidak salah seingatku gak perlu bayar lagi yah pas kontrol.
Metode Cauter
Anakku yang kedua sunat menggunakan metode ini di Rumah Sunat Sultan Bandung yang berlokasi di jl parmindo. Disana menyediakan tiga paket berbeda yaitu silver, gold, dan vip. Paket Silver menggunakan metode cauter estetik, dimana metode ini menggunakan alat kauter. Untuk paket Gold dan VIP ada tahapan lanjutannya yaitu metode combo sealer. Ini merupakan teknologi terbaru mengganti jahitan menjadi menggunakan lem bedah. Kelebihan dari metode ini adalah :
- Tanpa jahitan ataupun perban
- Tidak ada alat yang terpasang setelah proses sunat selesai
- Minim pendarahan
- Boleh kena air/mandi
- Bisa langsung beraktifitas seperti biasa
- Tidak perlu balik lagi ke klinik untuk kontrol, cukup konsultasi via WhatsApp saja
Berbeda dengan metode klamp dimana perawatannya cukup pada H-1 kontrol saja, metode cauter combo sealer ini harus lebih telaten dalam merawatnya. Luka bekas sunat harus rajin disemprotkan obat spray sebanyak 3-5 kali sehari. Proses pada metode ini berlangsung sama cepatnya seperti metode klamp, ga nyampe 10 menit.
Overall, metode yang digunakan untuk sirkumsisi anakku keduanya sama-sama memiliki hasil yang rapi dan bagus. Tentu saja setiap metode sirkumsisi yang digunakan semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang pasti sirkumsisi di usia bayi itu bener-bener less drama, pemulihannya cepat, dan ga ribet. Jadi selama sudah ada rejekinya, saranku lebih cepat lebih baik. Karena walau ditunda pun, pada akhirnya anak laki-laki kita tetap wajib sunat nantinya. Saat ini juga klinik/jasa pelayanan khitan sudah cukup banyak dimana-mana, dengan biaya yang cukup terjangkau. Btw, menurutku KMC ataupun Rumah Sunat Sultan juga sama-sama recommended. Tempatnya bersih, nyaman, pelayanannya bagus, bisa konsultasi online, dan harganya juga cukup affordable. Semoga ceritaku kali ini bisa membantu para ibu yang lagi bingung ataupun masih takut untuk sirkumsisi anak laki-lakinya ya. Semangat ibu :)